Selasa, 09 September 2014

Benteng-benteng di Nusakambangan - Cilacap

Benteng-Benteng Tersembunyi di Nusakambangan
- Fadjar Joesnijar Djackarja - d'Traveler

Nusantara memiliki banyak peninggalan sejarah, salah satunya benteng yang pada masa kolonialisme dijadikan sebagai basis pertahanan dan pertempuran. Benteng-benteng peninggalan tersebut banyak didirikan di pesisir, salah satunya di kawasan pulau Nusakambangan.

Perjalanan saya dimulai dengan menyusuri jalur kereta besi menuju kota Cilacap dari Bandung. Perjalanan dari Bandung menghabiskan waktu kurang lebih 6 jam. Dan saya pun turun di Stasiun Jeruk Legi pada pukul 03.30 WIB dini hari, angkutan umum yang biasa membawa angkutannya ke Terminal Cilacap baru ada pada jam 6.00 WIB pagi. Jadi saya terpaksa tiduran di stasiun sambil menunggu matahari menunjukan taringnya.

Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum menuju terminal, dan diteruskan menuju Pantai Teluk Penyu. Di kawasan ini terdapat sebuah benteng yang dinamakan Benteng Pendem. Kenapa disebut Benteng Pendem, karena memang konstruksi dan arsitektur benteng ini sangat unik. Benteng ini dibuat menyerupai gundukan bukit, jadi jika dilihat dari atas tidak terlihat seperti benteng pada umumnya. Benteng pendem dibangun pada tahun 1861 oleh Belanda. Benteng ini merupakan bekas markas pertahanan tentara Hindia Belanda yang dibangun di area seluas 6,5 hektar secara bertahap selama 18 tahun. Eksplorasi Benteng Pendem pun dimulai dengan menyusuri tiap bagian yang terdapat di dalam benteng, mulai dari ruang barak, benteng pengintai, ruang senjata, penjara, ruang rapat, klinik, hingga ruang bawah tanah yang tanpa cahaya dan sangat lembap. Bagi yang ingin uji nyali monggo dicoba di ruang ini...hehehe..

Menuju Pulau Nusa Kambangan

Setelah puas menyusuri Benteng Pendem, perjalanan dilanjutkan dengan menyeberangi kapal menuju Pulau Nusakambangan selama kurang lebih 30 menit. Tujuan utamanya adalah mengunjungi Benteng Karang Bolong (Fort Karang Bolong) di Pulau Nusakambangan. Perjalanan dari tempat penyandaran kapal ke Benteng kurang lebih memakan waktu 15 menit dengan menyusuri jalan setapak. Setibanya di benteng, saya terkagum-kagum dengan keindahan arsitektur Benteng ini, sungguh gagah, dan membayangkan bagaimana jaman dulu benteng dibangun tanpa peralatan yang canggih seperti sekarang ini. Tapi sangat disayangkan dengan ulah tangan jahil yang mencorat-coret dinding benteng, melestarikan sejarah tanpa corat-coret bisa kan teman!!

Salah satu sudut Fort Karang Bolong

Menuju Benteng Klingker

Salah Satu Sudut Benteng Klingker

Perjalanan pun dilanjutkan dengan mengunjungi Benteng Klingker, dikarenakan tidak ada jalan setapak menuju benteng, saya pun melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kapal kurang lebih 10 menit menuju Pantai Karang Tengah yang memiliki hamparan pasir yang panjang dan berbutir kasar. Kondisi Benteng sangat tidak terawat, sebagian benteng sudah tertutupi oleh akar pohon, dan memang jarang dikunjungi oleh wisatawan, berbeda dengan Benteng Karang Bolong. Penduduk sekitar menyebut benteng ini dengan sebutan benteng jamur, karena kondisi benteng yang memiliki tiang penyangga berbentuk jamur yang berada di tengah-tengah benteng. Setelah cukup puas menikmati keindahan arsitektur benteng ini, saya pun melanjutkan perjalanan kembali ke Pantai Teluk Penyu dan bersiap kembali pulang menuju Kota Bandung.

Pelajaran berharga dari trip ke Cilacap ini adalah hargai tempat-tempat bersejarah, jangan sekalipun menganggap tempat bersejarah sebagai tempat sampah atau papan tulis. Jaga kelestariannya agar anak cucu kita bisa menikmati, apa yang bisa kita nikmati hari ini.

http://travel.detik.com/read/2011/12/02/114753/1781020/1025/benteng-benteng-tersembunyi-di-nusakambangan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar